Bahar Smith Dikabarkan Tertembak OTK, Ferdinand: Dulu Rizieq Shihab Mengaku Diancam Sniper

By Redaksi - Tuesday, 16 May 2023
Direktur Eksekutif Indonesia Police Monitoring Ferdinand Hutahaean. (Foto: Istimewa)
Direktur Eksekutif Indonesia Police Monitoring Ferdinand Hutahaean. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Police Monitoring Ferdinand Hutahaean meminta polisi menyelidiki secara menyeluruh terkait isu penembakan yang dilakukan orang tak dikenal (OTK)terhadap penceramah Bahar bin Smith.

Kabar itu diketahui usai Bahar Smith melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Laporan teregister dengan nomor LP/--/B/V/2023/SPKT/POLSEK KEMANG/POLRES BOGOR/POLDA JABAR.

"Saya minta kepada pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh terkait dengan isu yang dimunculkan oleh Bahar Smith dan timnya yang menyebut bahwa dia (Bahar) mengalami peristiwa penembakan atau ditembak oleh orang tidak dikenal pada Jumat (12 Mei 2023)," kata Ferdinand kepada Kabarnas, Senin, 15 Mei 2023.

Dia menyebut, penyelidikan harus segera dilakukan guna mengantisipasi tuduhan-tuduhan yang tidak benar kepada pemerintah.

"Dan ini akan memunculkan isu-isu keresahan di tengah masyarakat, seolah-olah ada orang yang dihormati dan keras mengkritisi pemerintah, terancam bahwa akan ditembak atau dihabisi. Dan ini akan memunculkan image negatif, stigma negatif terhadap pemerintah," ujarnya.

"Jangan sampai isu ini kemudian dipergunakan untuk menyudut pemerintah dan menyudutkan kelompok-kelompok lain yang berseberangan dengan Bahar Smith," tambahnya.

Oleh sebab itu, dia meminta polisi bekerja cepat untuk membuktikan apakah isu penembakan terhadap Bahar benar atau tidak.

Lebih lanjut, mantan politisi Partai Demokrat ini menyarankan agar polisi memanggil Bahar Smith, memeriksa lokasi kejadian, mencari barang bukti, keterangan dll.

"Itu dilakukan untuk membuktikan apakah isu ini benar terjadi atau hanya sekadar isu yang diciptakan untuk membuat suasana menjadi tidak kondusif dan tidak tenang," tuturnya.

Lebih lanjut, Ferdinand mengingatkan kembali dugaan teror yang pernah dialami oleh mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Pada April 2017 lalu, Rizieq mengaku mendapat teror dari sniper atau penembak jitu. Di mana sebuah peluru disebut menembus tembok rumahnya ketika ia tengah beribadah.

"Karena dulu juga kita pernah mendengar hal yang sama, kalau enggak salah Rizieq Shihab mengaku pernah diancam Sniper segala macam. Jangan sampai isu-isu seperti ini disampaikan untuk menciptakan suasana tidak kondusif di lapangan," ucapnya.

"Kita juga baru lihat beberapa minggu lalu penembakan di MUI. Jangan sampai ini menjadi rentetan peristiwa yang diciptakan oleh kelompok tertentu atau rekayasa cipta kondisi untuk menciptakan suasana tidak kondusif," lanjut Ferdinand.

Dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki kepolisian, dia berharap isu ini segera diungkapkan ke publik.

"Saya berharap dengan segala kecanggihan dan kepintaran teman-teman polisi, akan mampu membongkar ini apakah ini sekadar isu atau benar-benar terjadi. Kalau benar-benar terjadi, saya pikir pelakunya harus segera ditangkap, harus dibawa ke pengadilan karena ini zaman pembunuhan dengan kekerasan menggunakan senjata api," katanya.

Jika itu hanya sekadar isu belaka, maka dia meminta polisi segera melakukan upaya hukum.

"Kalau ini hanya isu atau bahkan hoaks, maka penyebarnya juga harus segera ditindak secara hukum," ucap Ferdinand.[] (Fernandho)