Atasi Inflasi di Simalungun, Radiapoh Siapkan Sentral Pangan

By Redaksi - Thursday, 07 July 2022
foto
foto

Pematangsiantar - Dalam rangka evaluasi untuk pengendalian inflasi, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kabupaten Simalungun menggelar rapat di Gedung Bank Indonesia, Selasa (5/7/2022) Jalan Adam Malik, Kota Pematangsiantar.
Rapat ini diharapkan dapat mewujudkan pengendalian inflasi dan memastikan terpenuhinya kebutuhan serta kestabilan harga kebutuhan pokok di masyarakat.

Pada pertemuan itu, Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga berharap agar rapat pengendalian inflasi yang dihadiri TPID tidak hanya sekedar menjadi acara seremonial, namun harus ada poin terobosan dan langkah yang harus diambil dan dibahas pada setiap pertemuannya.

Bupati Simalungun juga mengaku bahwa pada tahun 2023, ia telah menyusun berbagai program terkait pembentukan sentra-sentra ketahanan pangan pokok di Simalungun, yakni sentra padi, sentra jagung dan sentra cabai merah.

Dijelaskan, bawah pada bulan 2022 kebutuhan cabai merah mencapai 274 ton per bulan di Kabupaten Simalungun. Besar kapasistas kebutuhan ini menunjukkan potensi dan besar produksi yang harus dipenuhi oleh Kabupaten Simalungun dalam mencapai ketahanan pangan pada salah satu produk pangan di Simalungun.

"Jika angka kebutuhan dan produksi ini diketahui maka masing-masing daerah dapat mengukur potensi ketahananpangannya pada berbagai produk ketahanan pangan yang dihasilkan oleh daerah tersebut, selain sebagai langkah alternatif pengendalian inflasi daerah," jelasnya.

Pada kesempatan itu,Teuku Munandar selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar berharap pertemuan itu bisa memperkuat sinergi karena inflasi yang tidak terkendali (terlalu tinggi / hiperinflasi) dapat mengakibatkan gangguan sosial dan politik di masyarakat.

Disampaikannya, secara nasional beberapa data inflasi di Juni 2022 menunjukkan angka di atas 4%. Tekanan inflasi terjadi di seluruh provinsi di Sumatera yang terus meningkat dan berada pada level yang cukup tinggi. Data inflasi Juni 2022 Pematangsiantar 5,71% (yoy) , Sumut 5% (yoy).

Tekanan inflasi terjadi pada semua kelompok inflasi, terutama volatile food dan administered price. Komoditas penyumbang inflasi adalah cabai merah, tarif angkutan udara, dan bawang merah.

Permasalahan suplai menjadi tantangan ditengah meningkatnya Permintaan. Berbagai hambatan dan larangan ekspor di berbagai komoditas membuat harga komoditas (pupuk dan jagung) meningkat. Pada sisi permintaan pengalanggaran mobilitas mendorong peningkatan aktivitas dan pendapatan masyarakat.

Pasokan domestik juga terbatas dan masih bergantung pada daerah sentra. Dalam hal ketersediaan pasokan, beberapa daerah masih memiliki ketergantungan dari daerah penghasil (sentra) terutama P. Jawa. Untuk itu Kerjasama Antar Daerah perlu terus dikembangkan untuk mengatasi kesenjangan pasokan antar wilayah.

Bank Indonesia memproyeksikan inflasi Sumatera Utara 2022 diperkirakan lebih tinggi dari 2021 dan berpotensi di luar saaran target nasional, antara lain didorong oleh pulihnya pendapatan masyarakat, seiring peningkatan mobilias dan pembukaan berbagai sektor usaha, penyaluran bantuan sosial pemulihan ekonomi , konfik geopolitik Rusia-Ukraina yang masih berlanjur, kenaikan harga energi dan pangan dunia, kenaikan tarif PPN, penerapan pajak karbon, rencana kenarikan tarif listrik kapasitas 3000 VA ke atas, meningkatnya harga angkutan udara sebagai dampak pelonggaran restriksi mobilitas dan aturan fuel surcharge.

Upaya debottlenecking yang dilakukan dalam rangka pengendalian permasalahan Inflasi Daerah antara lain, bawang merah. Mengatasi ini digelar operasi pasar dengan menggelar pasar murah, meningkatkan produksi bawang merah melalui budidaya bawang merah dengan teknik tanam biji. Optimalisasi KAD.

Sedangkan cabai dilakukan adalah menjaga ketersediaan pasokan dengan harga yang terjangkau. Dalam mengatasi masalah daging dan telur ayam TPID tetap memantau harga, neraca pangan daerah subsidi ongkos angkut, dorong sentra produksi pakan ternak, operasi pasar bekerjasama dengan distributor, mencari alternatif bahan baku pangan.

TPID sendiri membuat strategi dalam mengatasi inflasi yakni dengan istilah 4 K yaitu melalui K1 : Keterjangkauan Harga K2: Ketersediaan Pasokan K3: Kelancaran Distribusi K4: Komunikasi Efektif.

Dalam rangka Simalungun Mandiri Pangan dapat dilakukan langkah inovasi berupa, urban farming yaitu memanfaatkan pekarangan rumah masyarakat menjadi salah satu solusi menghadapi tekanan inflasi yang meningkat melalui pemanfaatan ruang terbuka seperti halaman rumah dan kebun komunitas untuk produksi pangan.

Kategori