Obat dan Vitamin Kosong, DPRD: Penanganan Covid19 Masalah

By Redaksi - Saturday, 21 August 2021

Pematangsiantar - Komisi I DPRD Kota Pematangsiantar yang diketuai Andika Prayogi Sinaga mendapati sejumlah masalah yang cukup kompleks di Dinas Kesehatan (Dinkes) dalam hal penanganan Covif-19.

Persoalan diketahui Andika Prayogi Sinaga bersama anggota dewan lainnya, yakni Tongam Pangaribuan, Ilham Sinaga, Baren Purba, Arif Hutabarat saat mengecek kesiapan pihak Puskesmas Bane dalam menangani pasien Covid-19.

Pada pembicaraan di awal, Andika mempertanyakan jumlah pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri, dan rata-rata yang terpapar pascaPPKM level 4 serta apa saja langkah yang dilakukan melayani pasien yang isoman.

Menjawab itu, Kepala Puskesmas Bane, dr Lesly Saragih mengatakan bahwa jumlah pasien isoman sebelum PPKM level 4 sebanyak 18 orang, dan sekarang tinggal 14 orang. Menurut Lesly belum ada penurunan yang signifikan.

Semua pasien, kata Lesly, dipantau tiap hari lewat ponsel serta memberikan obat maupun vitamin sesuai ketersediaan barang. Jika kondisi pasien tidak bergejala baru bisa dinyatakan sembuh. Sementara yang bergejala akan ditesting.

Andika pun lanjut menyinggung mengenai pelaksanaan vaksinasi. Dan menurut Lesly, semua berjalan baik di Kelurahan Bane. Namun ia mengeluhkan vaksinasi massal karena dianggap tidak tepat sasaran dan menimbulkan kerumunan.

"Target vaksin tidak pas, karena banyak yang tidak tepat sasaran. Saran kami vaksin ini disalurkan lewat puskesmas sehingga kami bisa bekerja sama dengan RT lewat Lurah. Sehingga kami bisa memvaksin warga sesuai KTP, " terangnya.

Bagi Komisi I DPRD, apa yang diutarakan Lesly merupakan masukan yang sangat baik dan itu akan disampaikan kepada Dinkes atau Satgas sehingga kedepannya pelaksanaan vaksin segera diubah.

Namun ia mendorong vaksinasi harus dilakukan tanpa pandang bulu dan jangan karena berdasarkan kedekatan petugas dengan warga tertentu. "Jangan karena dekat baru divaksin sedangkan yang lain diabaikan, " pesannya.

Tongam Pangaribuan sendiri bertanya soal kendala yang dihadapi jajaran petugas puskemas. Kapus pun membeberkan kenyataan yang mereka hadapi. Salah satunya ketersediaan obat-obatan.

Menurutnya, dalam menangani pasien Covid-19 yang isoman, pihak puskesmas tidak memiliki stok obat yang mencukupi. Jenis obat batuk sendiri masih kosong, belum lagi masalah regulator oksigen serta ventilator.

"Bolak-balik meminta kepada Dinkes. Namun yang bisa diberikan sekarang hanya untuk kebutuhan nakes. Kalau kemasyarakatan tidak ada, itu jadi masalah dan masyarakat menyalahkan kami, " ujarnya.

Mendengarkan keluhan pihak puskesmas, Ilham Sinaga pun geram karena dalam kunjungan ke beberapa puskesmas persoalan yang sama juga mereka dengarkan. Seperti di Puskesmas Kesatria tiga bulan obat kosong. Namun Kadis Kesehatan dianggap kurang peduli dengan masalah Covid-19.

"Bagaimana kita menangani Covid-19 ini sedangkan obat-obatan dan vitamin tidak terpenuhi. Omong kosong ini semua, kita perangi Covid tapi tidak ada tindakan nyata. Tapi kalau kita sampaikan ini ke Kadis, kita dianggap seolah-olah hanya mencari-cari kesalahan, " katanya.