Maysarah: Pemulihan Kesehatan Jiwa Kunci Siswa Meraih Prestasi

By Redaksi - Saturday, 27 August 2022

Pematangsiantar - Duta Peduli Kesehatan Jiwa Sumut 2022, Maysarah Siregar, S.Psi., C.Couns memotivasi siswa - siswi yang ada di Kota Pematangsiantar agar menjadi pribadi yang percaya diri dalam menjalani proses belajar demi mendapatkan prestasi yang maksimal di masa depan.

Manusia merupakan makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri sendiri. Namun dalam berinteraksi kerap menimbulkan masalah mental. Itu sebabnya Maysarah berusaha memulihkan kesehatan jiwa atau mental para siswa lewat seminar seperti yang telah dilakukannya di SMAN 2 dan SMAN 5 Pematangsiantar.

"Kita memberikan motivasi khususnya kepada para pelajar, membangun pengetahuan mereka tentang pengenalan diri sendiri sehingga anak-anak sekolah ini bisa mengenal potensi dirinya sebelum menentukan jurusan dan menentukan planing karirnya dikemudian hari," terangnya, Jumat (26/8/2022).

Dijelaskan, pengenalan potensi diri menjadi modal penting sehingga ekspektasi dan realita hidup bisa sejalan. Sebaliknya, ketika tak mampu mengenal potensi diri, hal ini menimbulkan masyarakat muda lebih banyak stres dan depresi.

Guna membantu pemulihan kesehatan jiwa, Maysarah pun membuka konseling gratis, baik tatap muka atau secara online. Konseling ini ditangani para konselor dan psikolog.

"Apabila anak-anak muda di Siantar memiliki masalah seperti stres, depresi atau pun hal lain dan hanya ingin curhat bisa langsung konseling ke kita, dan itu gratis," ucap anak dari Rina Iriana Nasution tersebut.

Maysarah sendiri melihat ternyata banyak siswa - siswi ini khususnya Kelas XII mengalami masalah kesehatan jiwa dan tidak percaya diri setelah interaksi mereka dengan pertemanan atau dari pergaulan.

Umumnya ini berdampak pada saat penentuan planning karir, banyak siswa yang belum tahu mau mengambil jurusan apa. Idealnya ini disiapkan matang, bahkan ketika planning pertama gagal maka sudah harus ada planning kedua.

"Misalnya ingin jadi dokter, tapi gagal, di sini kemudian mentok. Karena apa? Karena tidak ada persiapan untuk planning kedua. Semestinya, jika gagal di planning A bisa ke planning B sehingga kelak tidak jadi pengangguran," ujarnya.

Untuk memastikan anak didik tidak salah jurusan, ia mengimbau orang tua murid aktif memperhatikan kemampuan anaknya. Artinya orang tua harus lebih perhatian dan memahami perkembangan zaman.

"Karena sekarang juga banyak psikolog maka kita sarankan tiap orang tua berkonsultasi secara online atau of line. Guru juga harus lebih terbuka dengan menjadikan siswa sebagai sahabat tanpa mengurangi tingkat kehormatan kepada guru," tutupnya.