Kata Pensiunan ASN, Jika Wali Kota Tidak Definitif Siantar Rugi

By Redaksi - Wednesday, 18 November 2020

Pematangsiantar, Kabarnas.com - Di tengah perhelatan Pilkada 2020 di Kota Pematangsiantar menyita perhatian. Sebab Pilkada sekarang merupakan sejarah baru karena untuk pertama kali hanya ada satu Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pematangsiantar, yaitu Ir Asner Silalahi MT dan dr Susanti Dewayani (PASTI). Seiring itu, banyak orang berdebat soal untung dan ruginya kota ini dipimpin wali kota defenitif dan Penjabat (Pj).

Menjawab itu, Robert Pardede, seorang pensiunan ASN, yang pernah menjabat sebagai Kadis Perhubungan Simalungun, Kadis Pariwisata Tobasa dan pernah di Lemhanas (Lembaga Ketahanan Nasional) mengatakan, jabatan wali kota definitif memiliki visi dan misi serta keleluasaan melaksanakan pemerintahannya. Sedangkan Pj Wali Kota yang dihunjuk Gubernur melalui Kementerian Dalam Negeri, memiliki keterbatasan dan sifatnya hanya menjalankan roda pemerintahan. Pj sendiri jelas tidak memiliki visi dan misi pribadinya.

Oleh karena itu, bagi Robert Pardede, agar kota ini maju maka lebih berpeluang di tangan kepala daerah definitif. Karena alasan itu, baginya, masyarakat Kota Pematangsiantar lebih baik memilih paslon yang ada, yakni Asner -Susanti. "Siantar sangat rugi kalau tidak dipimpin oleh wali kota definitif. Karena jabatan Pj biasanya cuma setahun, dan kalau pimpinannya tidak suka bisa diganti setiap tahunnya," katanya.

Kerugian paling besar adalah proses pemerintahan termasuk mengharmoniskan dengan DPRD, membina (mengawasi) ASN, proses APBP termasuk P-APBD, dimana dalam pelaksanaannya kalau definitif bisa langsung dikerjakan sementara jika Pj tidak leluasa. "Pj hanya melakukan regulasi semata, tidak bisa melakukan kebijakan terukur (sangat terbatas),"ujarnya.

Asner - Susanti, di mata pria yang pernah mencalonkan Wakil Wali Kota Menado ini, merupakan pasangan petarung yang dipersatukan Tuhan untuk memimpin Kota Pematangsiantar. Pengalaman Asner -Susanti puluhan tahun bekerja di dunia birokrat sebagai ASN memiliki kriteria sangat layak untuk memimipin Siantar. Asner Silalahi pensiun dini dari Kementerian PUPR dan dr Susanti juga pensiun dini dari ASN sebagai dokter spesialis anak. Dua-duanya bekerja di instansi dengan akademik yang baik.

Dalam konsep membangun kota, Asner diyakini dapat melakukannya karena sudah berpengalaman dan lama sebagai ASN yang bergerak di infrastruktur dan dalam membangun infrastruktur segala bidang, Asner pasti mampu termasuk dalam peraturan.

"Infrastruktur tidak semata fokus dengan jalan tapi penataannya juga harus tepat. Kita harus tahu infrastruktur itu ada 3, yaitu infrastruktur keras, infrastruktur non fisik dan infrastruktur lunak itulah semacam peraturan dan lain sebagainya," jelasnya dengan menambahkan bahwa Asner sudah menjiwai dan memaknai apa infrastruktur yang akan dibawa dan diadopsinya ke Siantar.

Sementara kata Robert, Calon Wakil Wali Kota dr Susanti juga seorang petarung. Susanti akan melihat penyakit pemerintahan dan akan membenahi itu semua. Ibarat seorang dokter melihat penyakit anak-anak. "Dua-duanya petarung.Petarung dibidangnya, petarung kemanusiaan.Jadi pasangan ini Tuhan mempersatukannya untuk membangun Siantar," ujarnya seraya mengatakan sayang jika orang Siantar tidak mendukung Asner - Susanti.

Robert Pardede juga yakin jika Asner Silalahi merupakan seorang yang spesialis dibidangnya dan dia tidak kaku menerapkan ilmunya untuk generalis. Diakhir perbincangan perihal dalam mendukung Asner dirinya telah melakukan surve selama dua bulan. "Saya tidak kenal Asner dan Asner tidak mengenal saya dan saya tidak ada kepentingan karena saya sudah pensiun. Namun saya kenal Asner dari kinerjanya. Beliau pernah miliki karya di Sumut dan daerah Papua," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, di Papua Asner Silalahi punya karya dengan membangun Jembatan Holtekamp dan pembukaan Jalan Trans Papua menuju Kabupaten Sarmi yang membelah bukit. Ia juga turut melaksanakan pembangunan Jalan Nasional Pantai Barat di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Mandailing Natal (Madina).