Isoman Tanpa Pangan Memicu Peningkatan Pasien Covid-19

By Redaksi - Monday, 09 August 2021

Pematangsiantar - Ketua Komisi I DPRD Kota Pematangsiantar, Andika Prayogi Sinaga mengaku kecewa dengan cara kerja Pemerintah Kota (Pemko) dalam hal menangani pandemi Covid-19. Ia melihat metode kerja di tahun pertama Covid-19 dengan sekarang menurun.

Salah satu masalah bagi Andika adalah tidak adanya bantuan pangan terhadap pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman). Dia kuatir ini justru akan menjadi bom waktu meningkatnya pasien Covid-19. "Yakin pasien Covid-19 itu 24 jam tinggal di rumah?" kata Andika, Senin (9/8/2021).

Cara menekan angka terpapar Covid-19 harus ada makanan bergizi bagi para pasien isoman sehingga mereka bisa tinggal di rumah. "Kalau pasien sempat keluar dan berinteraksi dengan orang lain maka yang terjadi adalah penularan virus. Ketika ini sudah muncul maka pasien Covid-19 akan tumbuh pesat," ujarnya.

Pemerintah, kata Andika, harusnya berpikir realistis atas apa yang sedang dikerjakan sehingga tidak menimbulkan masalah. "Kalau pasien bertambah maka anggaran pun akan bertambah dan angka kematian juga sangat rentan bertambah. Ini harus diantisipasi," katanya.

Langkah antisipasi yang sangat penting adalah memberikan bantuan pangan atau sembako kepada pasien yang sedang isoman. "Harapan kita, dari Rp 21 M anggaran penanganan Covid-19, Pemko mau mengalokasikan dana sekitar Rp 2 M sampai Rp 3 M dalam setahun agar pasien isoman bisa dapat pangan yang bergizi. Dan kita pun bisa lebih tegas pada mereka jika tidak isoman," ujarnya.

Sebelumnya, Kadis Kesehatan, dr Ronald Saragih mengaku bahwa dalam menangani pasien Covid-19 yang sedang isoman, yang dilakukan adalah memberikan obat-obatan dan vitamin. Tidak ada makanan. Menurut Ronal, ini merupakan kebijakan pemerintah pusat.

Untuk pangan yang pasien Covid-19, dr Ronal mendorong RT dan RW serta pihak kelurahan berpikir mencari solusinya, salah satunya adalah swasembada. Tiap warga mau membantu yang sedang isoman.