Kesiapan Guru Dalam Kelas Daring

By Redaksi - Thursday, 12 November 2020

Mulai bulan Maret 2019 seluruh dunia gempar dengan adanya virus corona. Virus ini sangat cepat menyebar, akibatnya pemerintah seluruh dunia mengeluarkan kebijakan agar selalu di rumah. Tujuannya adalah untuk menghambat penyebaran virus ini. Namun dampaknya seluruh aktivitas terhambat terutama dalam pendidikan dan membuat banyak sekolah diliburkan. Jalan terbaiknya, anak belajar dan beraktivitas di rumah.

Kebijakan pemerintah ini bukan berarti menyuruh para peserta didik dan pendidik hanya tinggal diam dan duduk manis menunggu virus covid-19 atau Covid-19 selesai. Aktivitas belajar tetap harus dilaksanakan antara pendidik dan peserta didik. Jalan keluarnya adalah dengan menggunakan atau memanfaatkan kecangihan teknologi zaman sekarang dan pembelajaran pun dilakukan dengan daring atau via online.

Dalam kondisi belajar dan bekerja di rumah akibat pandemi Covid-19, guru harus benar-benar mampu menyajikan pembelajaran dengan menggunakan teknologi atau biasa kita sebut dengan pembelajaran e-learning. Guru dituntut tidak gagap menggunakan teknologi. Namun faktanya tidak semua guru dapat menggunakan teknologi apalagi yang sudah tua. Tetapi mau tidak mau harus belajar menggunakan teknologi.

Sebelum pandemi, proses belajar mangajar diadakan dalam kelas. Pastinya komunikasi efektif dan pembelajran pun terencana serta maksimal. Tetapi pada pandemi ini guru harus lebih merencanakan pembelajaran online dengan sangat baik. Guru berpikir keras bagaimana cara membuat peserta didik tidak bosan dengan pembelajaran, bagimana murid tetap fokus pada saat guru mengajar. Guru tidak hanya memberikan tugas menumpuk tetapi juga memberikan pendalaman materi yang mudah di pahami dengan waktu yang terbatas.

Pada pandemi ini memang menuntut kemampuan mengeksplorasi teknologi dan secara perlahan membuat banyak orang tidak gaptek (gagal teknologi) terutama dalam pendidikan. Guru memegang peran penting dalam sukses tidaknya pendidikan anak. Guru bukan hanya mentransfer ilmu saja tapi juga berperan dalam mendidik peserta didik. Dalam pembelajaran online guru harus membuat bahan pembelajaran yang baik dan bagus dan menerangkan pembelajaran dengan cermat agar peserta didik dapat mengerti. Bukan hanya mengajar, guru juga harus memerhatikan kesiapan dan kesediaan peserta didik untuk mendengar pembelajaran.

Hanya saja di tengah kondisi itu, guru juga mengalami kesulitan dan pembelajaran daring, dimana kurikulum tidak sesuai dengan pembelajaran daring pada saat ini. Kesulitan lainya, jaringan internet yang tidak merata di sebagian daerah terutama di desa-desa mengakibatkan terhambatnya pembelajaran. Kadang guru hanya bisa menggunakan aplikasi Whatsapp. Hal terpenting dipikirkan guru adalah bagaimana peserta didiknya yang tidak dapat membeli fasilitas yang mendukung untuk pemebelajaran online, dapat belajar.

Guru diperhadapkan dengan tantangan mengenai penyajian pembelajaran yang terencana dan efektif di keterbatasan waktu. Kemudian merancang atau mencari bahan belajar yang sesuai dengan bahan materi dan adanya peserta didik yang mangkir dalam pembelajaran daring. Padahal hanya cara ini yang dapat digunakan pada pandemi. Namun saat belajar daring tidak semua pelajar dapat langsung mengerti dan untuk membuat mengerti pun sulit. Sistem pembelajaran daring hanya efektif untuk penugasan.

Belajar daring ini, guru pun harus mematau karakter peserta didik pada saat memberikan penjelasan materi, guru pun harus kreatif menyelipkan kata-kata yang dapat membangun karakter peserta didik. Guru juga harus memberikan umpan balik pada pembelajaran agar peserta didik lebih serius dalam belajar. Tantangan tidak kalah penting mengajar peserta didik yang pertama kali masuk pelajaran baru. Pastinya, guru harus membimbing peserta didik untuk tetap tangguh selama pembelajaran yang sangat berbeda sekarang ini. Guru yang mendidik, bukan menjadi guru yang hanya mencatat tugas dan memberikan tugas yang banyak dengan rentang waktu yang sedikit.

Untuk itu pemerintah semaksimal mungkin harus mencari solusi untuk membantu para guru dan peserta didik. Itu sebabnya pemerintah mengeluarkan dana bos melalui paket gratis. Begitu juga tenaga pendidik berusaha untuk melakukan yang terbaik selama pandemi ini dan tetap berusaha untuk memberikan ilmu dan tetap menjalankan belajar dan mengajar di kondisi pandemi ini.

Orang tua pun harus berperan aktif dalam mendampingi anak-anaknya khususnya anak di usai dini. Karena tidak ada yang tahu sampai kapan pandemi ini berakhir untuk itu untuk itu ada baiknya siswa menuntut ilmu bukan hanya dari guru saja tapi mencari hal-hal yang menambah wawasan atau kreativitas selama masa pandemi dan tetap mengikuti dengan semangat pembelajaran daring , dan berdoa agar pandemi ini berakhir dan dapat beraktivitas dengan normal.

Opini ini ditulis oleh:

Martua Reynhat Sitanggang Gusar, S.Pd. M.Pd.

Dosen Tetap Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar

Vivi Imelda Simagunsong

Mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia Nommensen Siantar