Mahfud MD Ancam Tegakkan Nomokrasi Jika Hal Ini Dilakukan Saat Pemilu!

By Redaksi - Tuesday, 08 August 2023
Menteri Koordinator Bagian Politik Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD. (Foto: Istimewa)
Menteri Koordinator Bagian Politik Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membeberkan sejumlah penyakit saat berlangsungnya kontestasi pemilu. Ia menyebut hal itu harus diantisipasi dari sekarang.

Mahfud mengatakan, penyakit pertama yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat adalah politik uang. Politik uang dilakukan dengan membeli dukungan suara yang dapat secara borongan maupun eceran.

Demikian disampaikan Guru Besar Fakultas Hukum UII itu dalam Forum Diskusi Sentra Gakkumdu, sebagaimana dipantau secara daring melalui kanal YouTube Kemenko Polhukam RI, Jakarta, Selasa, 8 Agustus 2023.

"Politik uang adalah upaya memenangkan pemilu melalui pembelian dukungan," kata Mahfud MD.

Pembelian suara secara borongan, lanjutnya, dapat melalui botoh ataupun pejabat di desa, kecamatan hingga KPU. Ia menyebut, walaupun KPU merupakan lembaga independen, anggotanya berada sampai ke daerah.

"Banyak di KPU meski sudah independen, karena KPU bukan hanya di Jakarta. Itu ada sampai ke daerah bahkan tingkat TPS itu orang KPU semuanya," ujarnya.

Sementara itu, pembelian suara secara eceran biasanya disebut sebagai serangan fajar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan KPK ditemukan peningkatan volume terjadinya korupsi itu selalu sejalan dengan pelaksanaan pemilu dan pilkada.

"Kalau berdasarkan hasil penelitian itu, korupsi-korupsi itu terjadi pada tahun 2003 dan 2004, kemudian 2008 dan 2009, itu menjelang pemilu. 2014, 2018, 2019, dan mudah-mudahan ini menurun tahun 2023 dan 2024," tuturnya.

Mahfud berpandangan, ketika pemilu dan pilkada belum serentak, maka tampak jelas peningkatan korupsi. Sebab, pemilu selalu diiringi dengan terjadinya upaya korupsi atas keuangan negara.

"Di situlah sebabnya penangkapan-penangkapan banyak terjadi menjelang pemilu," kata dia.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan penyakit kedua, yakni hoaks atau berita bohong yang isinya menimbulkan perpecahan. Padahal, katanya, pemilu adalah ekspresi demokrasi dan demokrasi akan menjadi liar serta merusak masyarakat kalau tidak ada nomokrasi.

"Kami akan tegakkan, siapa yang memain-mainkan demokrasi maka nomokrasi akan ditegakkan kepadanya. Tidak bisa atas nama demokrasi orang memecah-belah kehidupan bangsa dan negara kita," ucap Mahfud MD.[]