BI Bina Peternak Lebah Madu, Warga Rasakan Manfaatnya

By Redaksi - Wednesday, 16 March 2022

Simalungun, Kabarnas.com - Sejumlah warga peternak lebah madu di Nagori Sait Buttu Saribu di Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun mendapatkan perhatian dari Bank Indonesia Kota Pematangsiantar.

Slamet, salah satu peternak menyampaikan rasa apresiasinya atas dukungan Bank Indonesia Kpw Pematangsiantar yang telah memberikan bibit lebah. Ini menjadi sarana untuk menjaga kelestarian alam.

“Pada 2021 kita diberi program sarana dan prasarana pendukung. Alhamdulillah setelah intervensi BI kita terus dikunjungi masyarakat dan pemerintah,” katanya, di lokasi ternak lebah, Selasa (15/3/2022).

Slamet mengaku bahwa warga binaan BI mampu menghasilkan 1,4 ton madu. Produksi itu terus bertambah sejak mereka memulai peternakannya di tahun 2016.

“Bahkan sampai saat ini kami kewalahan soal produksi. Madu belum bisa dipanen tapi pesanan madu sudah datang. Bahkan kita punya waiting list 49 kg dengan konsumen bulan ini,” ujar Slamet.

Proyek peternakan madu para petani di Nagori Sait Buttu Saribu ini dinamakan Takoma yang merupakan kepanjangan dari Talas, Kopi dan Madu. Ketiganya adalah komoditas unggulan yang dihasilkan daerah yang sebelumnya terkenal dengan hamparan kebun tehnya, milik PTPN IV Bah Butong.

Lanjut Slamet, proses pemanenan madu di Takoma umumnya dilakukan setiap dua pekan. Namun panen bisa berubah sewaktu-waktu seiring dengan kondisi cuaca yang tentunya memberi pengaruh pada aktivitas lebah.

“Kita memang tiap bulan panen. Tapi kita panen secara interval dua pekan. Jadi intervalnya tidak tentu apalagi saat musim hujan. Tapi target kami, pada bulan 6 hingga bulan 9 itu mekar bunga. Pada momen itu, produksi bisa meningkat,” katanya.

Slamet menyampaikan. mereka terus menambah setup (rumah/kotak) lebah. Adapun jenis lebah yang dibudidayakan berfokus pada apis-cerana (lebah endemik di Sidamanik. Kemudian adapula 13 jenis lebah propolis atau trigona.

“Kita ada 1 hektar lahan edukasi kemudian lahan hamparan 20-an hektare,” jelas Slamet.

Seiring dengan pentingnya peran perdagangan madu dalam kehidupan masyarakat, Slamet berharap areal sekitaran budidaya kembali menjadi hutan dengan tanaman kesukaan lebah seperti pohon kaliandra, santos temon dan sikat botol.

Kita bahkan sempat menjual bibit lebah. Kedua ada trigona yaitu lebah pro propolos atau tanpa sengat. Madu yang dihasilkannya ajak asam dan pasarnya ini kita belum begitu banyak. Harganya mahal dan kami belum panen banyak misalnya 10-20 kg bulan.

“Saya harap ini menjadi hutan kembali. Kita berupaya mengembalikan tanaman-tanaman kesukaan lebah seperti kaliandra, tanaman lain seperti santos temon dan sikat botol. Kita ingin tanaman tua dibanding bunga-bunga kecil,” terangnya.

Selain memproduksi madu, Desa Sait Buttu juga menyediakan wisata edukasi kepada masyarakat. Takoma memberi experience untuk pengunjung mengenal lebah dan karakter madu yang dihasilkan.

“Kita menyuguhkan edukasi berbasis budidaya lebah madu, pengenalan lebah dan karakter madu. Dan kemudian ada juga beberapa kegiatan untuk meningkatkan semangat konservasi,” ujar Founder Takoma, Slamet Suryadi.

Sementara itu, Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan Pematangsiantar Abdul Haris menyampaikan, dalam pengembangan ekonomi daerah, pihaknya mencoba mengangkat sektor unggulan di daerah.

“Maka di Sait Buttu, kita ingin mencoba kopi dan wisata edukasi lebah madu,” katanya.


Kategori