Andalkan QRIS, Pondok Pesantren Al Barokah Terapkan Transaksi Non Tunai

By Redaksi - Saturday, 20 August 2022

Pematangsiantar - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematangsiantar, Teuku Munandar dan Wakil Bupati Simalungun, Zonny Waldi melaunching Digi-Pay di Pondok Pesantren Al Barokah di Desa Selindung, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Jumat (19/8/2022).

Launching yang turut diikuti oleh Sekretaris Yayasan Pondok Pesantren Al Barokah, Syahruddin Harahap tersebut bertujuan untuk melahirkan kebijakan baru, dimana setiap proses transaksi dilakukan secara non tunai.

"Acara hari ini merupakan bagian dari rangkaian Pekan QRIS Nasional, yang diselenggarakan oleh Kantor Bank Indonesia di seluruh daerah. QRIS adalah salah satu alat pembayaran digital yang dikembangkan oleh Bank Indonesia," kata Munandar.

Dijelaskan, tujuan diadakannya PQN adalah agar semakin banyak masyarakat yang tahu, paham, dan mau menggunakan QRIS.

Kedepannya, BI memandang peranan pesantren di berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia akan semakin strategis, termasuk dalam bidang perekonomian, khususnya perekonomian syariah.

"Selain sebagai tempat pencetakan Sumber Saya Manusia yang Islami, pesantren juga memiliki kekuatan dalam memberdayakan masyarakat, diantaranya melalui pengembangan unit-unit usahanya," terangnya.

Perkembangan ekonomi saat ini khususnya di sistem pembayaran, tidak dapat dilepaskan dari perkembangan teknologi, baik ekonomi konvensional, maupun syariah. Dengan fitur atau layanan yang ada saat ini, cukup menggunakan smartphone, berbagai transaksi bisa dilakukan, tanpa harus ke kantor bank atau loket pembayaran.

Saat ini HP dan internet menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Berbagai instrumen pembayaran digital saat ini telah tersedia. Bisa memakai QRIS, kartu, mobile banking, dan lainnya. Sistem pembayaran digital ini memudahkan masyarakat, diantaranya transaksi dapat dilakukan di rumah sehingga cepat, aman, murah dan tidak repot.

"Ke depan transaksi digital diperkirakan akan semakin meningkat. Hal ini terlihat pengguna nomor handphone 345 juta dari penduduk 274 juta. 90% penduduk pakai smartphone. Pengguna internet 202 juta, Indonesia nomor 4 di dunia," ujarnya.

Sesuai data transaksi digital di Indonesia makin meningkat. E commerce sebanyak 401 T (2021), 526 T (perkiraan 2022). Digital banking sebanyak 39.800 T (2021), 51.700 T (perkiraan 2022). Uang elektronik 305 T (2021), 360 T (perkiraan 2022)

Melihat potensi perkembangan transaksi digital ini, maka kalangan pesantren diharapkan jangan sampai ketinggalan. Sebaliknya harus dapat mengikuti perkembangan teknologi, dan kalau bisa jangan hanya menjadi konsumen atau pembeli, tapi jadilah produsen/pembuat.

"Sudah cukup Indonesia selama puluhan tahun selalu jadi konsumen. Kebutuhan kita banyak yg diimpor dari luar, padahal kita punya sumber daya alamnya. Contoh, kedelai kita masih impor 90%, padahal tempe makanan tradisional kita. Gandum, bawang putih, bawang merah masih impor. Bahkan garam pun masih impor, padahal Indonesia negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah kanada, seharusnya jadi produsen garam seperti Kanada," katanya.

Menurutnya, untuk ekonomi syariah, atau yang dikenal dengan halal industry, Indonesia pun masih banyak berperan sebagai pembeli/konsumen. Saat ini, daya tarik dan potensi halal industry, ternyata tidak hanya menarik negara-negara Islam untuk mengembangkan ekonomi syariah, melainkan juga menjadikan negara-negara yang mayoritas penduduknya non muslim bersemangat dan berlomba-lomba untuk menjadi pusat perekonomian syariah.

"Wajar saja banyak negara yang ingin menggarap industry halal dunia, karena nilai transaksinya besar sekali. Pada tahun 2021 menurut laporan The Global Islamic Economy, jumlah uang yang berputar di halal industry yang terdiri dari halal food, Islamic finance, Muslim-friendly travel, modest fashion, halal pharmaceuticals, halal cosmetics, and Islamic-themed media and recreation. mencapai USD 2 triliun (sekitar Rp30.000 triliun)

Tercatat beberapa negara non muslim yang telah menjadi produsen/penghasil produk-produk halal terbesar. Di kelompok halal food, peringkat pertama sebagai produsen terbesar adalah Brazil (USD 16,5 miliar), India (15,4 miliar), AS (USD 13,2 miliar), Rusia ( USD 12,7 miliar), dan Cina (USD 9,5 miliar).

Pada sektor fashion, peringkat pertama diduduki Cina (USD 13,5 miliar), disusul India (USD 3 miliar), Turki (USD 2,2 miliar), Italia (USD 1,2 miliar), dan Vietnam (1,1 miliar).

Untuk halal kosmetik, peringkat pertama diduduki Perancis (USD 1,9 miliar), Jerman (USD 900 juta), AS (USD 800 juta), Cina (USD 700 juta), dan Irlandia (USD 700 juta). Inilah bukti dan fakta bahwa di sektor industry halal pun, masih banyak dikuasai oleh negara-negara non muslim.

"Jadi ini sebuah tantangan buat umat muslim, untuk dapat bangkit dan menguasai pasar dunia, termasuk dalam ekonomi digital. Pesantren harus bisa berkontribusi dengan optimal terhadap perekonomian bangsa. Berbagai potensi yang dimiliki harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Perkembangan teknologi harus diikuti, dengan menggunakannya dalam aktivitas sehari-hari, termasuk dalam bertransaksi," terangnya.

Penggunaan digital payment yang akan diluncurkan hari ini, diharapkan dapat menjadikan santri di pesantren Al Barokah terbiasa bertransaksi digital. Setelah terbiasa bertransaksi digital, selanjutnya diharapkan akan lahir inovasi dan kreativitas mengenai ekonomi digital dari para santri, yang dapat bermanfaat dalam menciptakan efisiensi bagi para santri itu sendiri, maupun pesantren.

Melihat pentingnya transaksi non tunai ini, Wakil Bupati Simalungun, Zonny Waldi pun berjanji akan mensosialisasikan Digi-Pay atau transaksi berbasis QRIS tersebut ke tiap pondok pesantren.

"Kami menyambut baik launching Digi - Pay. Dengan pembukaan ini, kami berharap seluruh Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Simalungun bisa mengikutinya. Kita akan laksanakan nanti sosialisasi," ucapnya.

Saat ini peran teknologi informatika berkembang sedemikian pesat dan smartphone hampir mampu menjawab semua kebutuhan kehidupan.

"Bahkan mau ngaji pun kita juga ada di Hp. Mau belanja apalagi, butuh HP. Oleh karenanya, kepada keluarga Al Barokah, mari sambut ini. Pembayaran apapun mari melalui aplikasi," pesannya.

Kategori